Berani Beropini

Letter From Noura

Surat yang paling menyentuh sepanjang masa…

Tak ada surat yang terindah kecuali surat cinta. Berhubung aku gak pernah dapat surat cinta, jadi aku tertarik untuk memposting tulisan mengenai hal ini. Ada yang menarik, aku terharu ketika membaca surat cinta Noura (dan Nurul) kepada Fahri, mana yang lebih romantis? Dilihat dari segi bahasa kita akan tau mana yang lebih cinta ke Fahri, Mari kita bandingkan…

 

noura.jpgzaskia-mecca.jpeg

Letter From Noura…

Kepada

Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa

dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia

Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh.

Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki siapa-siapa kecuali Allah di dalam dada, kaulah orang yang pertama datang memberikan rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak menitikkan air mata untukku.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Ketika orang-orang di sekitarku nyaris hilang kepekaan mereka dan masa bodoh dengan apa yang menimpa pada diriku karena mereka diselimuti rasa bosan dan jengkel atas kejadian yang sering berulang menimpa diriku, kau tidak hilang rasa pedulimu. Aku tidak memintamu untuk mengakui hal itu. Karena orang ikhlas tidak akan pernah mau mengingat kebajikan yang telah dilakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Malam itu aku mengira aku akan jadi gelandangan dan tidak memiliki siapa-siapa. Aku nyaris putus asa. Aku nyaris mau mengetuk pintu neraka dan menjual segala kehormatan diriku karena aku tiada kuat lagi menahan derita. Ketika setan nyaris membalik keteguhan imanku, datanglah Maria menghibur dengan segala kelembutan hatinya. Ia datang bagaikan malaikat Jibril menurunkan hujan pada ladang-ladang yang sedang sekarat menanti kematian. Di kamar Maria aku terharu akan ketulusan hatinya dan keberaniannya. Aku ingin mencium telapak kakinya atas elusan lembut tangannya pada punggungku yang sakit tiada tara. Namun apa yang terjadi Fahri?

Maria malah menangis dan memelukku erat-erat. Dengan jujur ia menceritakan semuanya. Ia sama sekali tidak berani turun dan tidak berniat turun malam itu. Ia telah menutup kedua telinganya dengan segala keributan yang ditimbulkan oleh ayahku yang kejam itu. Dan datanglah permintaanmu melalui sms kepada Maria agar berkenan turun menyeka air mata dukaku. Maria tidak mau. Kau terus memaksanya. Maria tetap tidak mau. Kau mengatakan pada Maria: ‘Kumohon tuturlah dan usaplah air mata. Aku menangis jika ada perempuan menangis. Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal baginya tentu aku akan turun mengusap air matanya dan membawanya ke tempat yang jauh dari linangan air mata selama-lamanya. Maria tetap tidak mau.” Dia menjawab: “Untuk yang ini jangan paksa aku, Fahri! Aku tidak bisa.” Kemudian dengan nama Isa Al Masih kau memaksa Maria, kau katakan, “Kumohon, demi rasa cintamu pada Al Masih.” Lalu Maria turun dan kau mengawasi dari jendela. Aku tahu semua karena Maria membeberkan semua. Ia memperlihatkan semua kata-katamu yang masih tersimpan dalam handphone-nya. Maria tidak mau aku cium kakinya. Sebab menurut dia sebenarnya yang pantas aku cium kakinya dan kubasahi dengan air mata haruku atas kemuliaan hatinya adalah kau. Sejak itu aku tidak lagi merasa sendiri. Aku merasa ada orang yang menyayangiku. Aku tidak sendirian di muka bumi ini.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Anggaplah saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan air mata haruku. Kalau kau berkenan dan Tuhan mengizinkan aku ingin jadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang shaleh yang takut kepada Allah tiada jauh berbeda rasanya dengan menjadi puteri di istana raja. Orang shaleh selalu memanusiakan manusia dan tidak akan menzhaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika ayahku mencariku dan akhirnya menemukanku. Aku takut dijadikan santapan serigala.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Sebenarnya aku merasa tiada pantas sedikit pun menuliskan ini semua. Tapi rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya merasa tiada pantas mencintaimu tapi apa yang bisa dibuat oleh makhluk dhaif seperti diriku.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Dalam hatiku, keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhunjam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap lebih dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi isterimu. Aku merasa dengan itu aku akan menemukan hidup baru yang jauh dari cambukan, makian, kecemasan, ketakutan dan kehinaan. Yang ada dalam benakku adalah meninggalkan Mesir. Aku sangat mencintai Mesir tanah kelahiranku. Tapi aku merasa tidak bisa hidup tenang dalam satu bumi dengan orang-orang yang sangat membenciku dan selalu menginginkan kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan diriku. Meskipun saat ini aku berada di tempat yang tenang dan aman di tengah keluarga Syaikh Ahmad, jauh dari ayah dan dua kakakku yang kejam, tapi aku masih merasa selalu diintai bahaya. Aku takut mereka akan menemukan diriku. Kau tentu tahu di Mesir ini angin dan tembok bisa berbicara.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Apakah aku salah menulis ini semua? Segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin mengganggu dirimu dengan kenistaan kata-kataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada yang bernuansa dosa semoga Allah mengampuninya. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. Biarlah aku jadi Laila yang mati karena kobaran cintanya, namun aku tidak berharap kau jadi Majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah.

Doakan Allah mengampuni diriku. Maafkan atas kelancanganku.

Wassalamu’alaikum,

Yang dirundung nestapa,

Noura

23 thoughts on “Letter From Noura

  1. Sebagai bahan bandingan, aku tampilkan juga Letter From Nurul

    Untuk Kak Fahri
    Yang sedang berbahagia
    Bersama isterinya

    Assalamu’alaikum wr. wb.
    Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik ke detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang mendera-dera perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling malang di dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling bodoh. Dan aku harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas kebodohanku itu. Kini aku didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku katakan sendiri perasaanku padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan kecuali menangisi kebodohanku sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku padamu jauh-jauh. Tapi sudah terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap tegas, mencintaimu dan berterus terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku mencintaimu diam-diam selama berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga cinta itu mendarahdaging tanpa aku berani berterus terang. Dan ketika kau tahu apa yang kurasa semuanya telah terlambat.
    Kak Fahri,
    Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya paling dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih berat lagi. Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu. Membuangnya sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan binasa. Saat ini, Kak Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia, namun perempuan bodoh ini berada dalam saat-saat paling menderita.
    Kak Fahri,
    Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan cintanya? Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah orang shalih dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah. Bagi orang shalih semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
    Kak Fahri,
    Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka aku akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika masih ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup manisnya hidup bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin yang seiring dengan syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu memahami masalah poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa dimasukkan dalam keadaan darurat yang membolehkan poligami? Memang tidak semua wanita bisa menerima poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang tidak menerima poligami maka aku tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku mengikuti jejak puteri Zein dalam novel yang ditulis Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan sunyi, jalan orang-orang sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
    Wassalam,
    Nurul Azkiya

  2. Hasaaaaaaaaaaaaaaaaaaannn, maneh teh.. syndrom bangeeetzzz… hehehe.. semangat ahh!!! go ahead kalau yakin! tyapi mundurlah bertahap kalau meragu!!! cuma itu saranku, hahah.. salam selalu!

  3. hmhmhm..ya,ya,ya..klo udah ngomongin AAC udah ga ada abisnya!klo aq sih paling suka di bukunya pas bagian buku hariannya maria dibaca. bagi aq itu menyentuh bgt..aq ampe nangis ngebayangin gmn klo jd maria. bayangin, cinta yg amat sangat tersimpan rapi. pokona, buruan deh pilemna diputer…

  4. waaahhh….
    lebih cinta si noura deh kayakna…
    tapi kok malah ujung2na dia yang jahat yaa…

    tapi nurul juga cinta…
    jadi bingung…
    sama2 cinta kaliii…

    uuuhhh…
    kok bisa diundur pelemna…
    sebeeellll….

  5. tapi yang jadi isteri ke-2nya Maria lho…

    coba baca diarynya maria
    (1)
    Seolah-olah akulah yang sakit, bukan dia. Tuhan, jangan kau panggil dia.
    Aku ingin dia mendengar dan tahu bahwa aku sangat mencintainya.
    Dia tergeletak tanpa daya berselimut kain putih. Kata Saiful pukul
    setengah tiga malam dia sadar tapi tak lama. Lalu kembali tak sadarkan diri
    sampai aku datang menjenguknya jam setengah delapan pagi tadi. Kulihat Saiful
    pucat. Ia belum tidur dan belum makan. Kuminta dia keluar mencari makan. Aku
    mengantikan Saiful menjaganya. Aku tak kuasa menahan sedih dan air mataku.
    Dia terus mengigau dengan bibir bergetar membaca ayat-ayat suci. Wajahmu
    pucat. Air matanya meleleh . Mungkin dia merasakan sakit yang tiada terkira.
    Aku tak kuasa menahan rasa sedih yang berselimut rasa cinta dan sayang
    padanya. Kupegang tangannya dan kuciumi. Kupegang keningnya yang hangat.
    Aku takut sekali kalau dia mati. Aku tidak mau dia mati. Aku tak bisa menahan
    diriku untuk tidak menciumnya. Pagi itu untuk pertama kali aku mencium seorang
    lelaki. Yaitu Fahri. Aku takut dia mati. Kuciumi wajahnya. Kedua pipinya. Dan
    bibirnya yang wangi. Aku tak mungkin melupakan kejadian itu. Kalau dia sadar
    mungkin dia akan marah sekali padaku. Tapi aku takut dia mati. Saat
    menciumnya aku katakan padanya bahwa aku sangat mencintainya. Tapi dia tak
    juga sadar. Tak juga menjawab.

    (2)
    Aku masih sangat kelelahan baru pulang dari Hurgada. Baru setengah
    jam meletakkan badan di atas kasur aku mendapatkan berita yang
    meremukredamkan seluruh jiwa raga. Fahri telah menikah dengan Aisha,
    seorang gadis Turki satu minggu yang lalu. Aku merasa dunia telah gelap. Dan
    hidupku tiada lagi berguna. Harapan dan impianku semua lenyap. Aku kecewa
    pada diriku sendiri. Aku kecewa pada hari-hari yang telah kujalani. Andaikan
    waktu bisa diputar mundur aku akan mengungkapkan semua perasaan cintaku
    padanya dan mengajaknya menikah sebelum dia bertemu Aisha. Aku merasa
    ingin mati saja. Tak ada gunanya hidup tanpa didampingi seorang yang sangat
    kucintai dan kusayangi. Aku ingin mati saja. Aku ingin mati saja. Aku rasa aku
    tiada bisa hidup tanpa kekuatan cinta. Aku akan menunggunya di surga.

  6. dua-duanya keren..tapi gmna mreka g kirim surat kayak gtu??cozz crita fahri di ayat2 cinta punya kepribadian yang luar biasa kerennya
    pantes ajj nurul mnta poligami..

  7. aslmkm.ane menyesal,kenapa yang diFilmkan hanya dr sudut pandang “CINTA” wanita trhd “orang soleh” sj, jalan ceritanya memang sbagian besar “PERCINTAAN” tapi nilai-nilai kebenaran ISLAM kurang bgitu menonjol. apa karna yg buat skenario dan sutradaranya kurang paham tentang ISLAM ya??

  8. Apapun itu, lebih bagus Surat Noura, Surat Nurul atau Diary Maria, satu yang pasti, yang bikin surat/diary itu sebenarnya adalah satu orang yang sama, Kang Abik…. 🙂

  9. kayaknya itu *mengandung* pengalaman pribadi kang abik… InsyaAllah deh ntar tak tulisin hasil talkshow AAC di Malang .. kebetulan saya moderatornya dan sempat ngrekam 🙂

  10. setuju..
    surat dari noura ‘n nurul sama2 bagus n unik sisi penyajiannya dalam gaya bahasa masing2.

    salut sama ide kang abik dalam menelorkan novel AAC.
    sampai-sampai q hunting buku2 dia semenjak taon 2005 lalu.

  11. okrayy deachhhhhhhhhhhhhhhhhhh .
    aduuuuuuuuuuuuh ceritana mang buaguuuuuuuuuuuuuuus banget. q sampek nangis 2 x uhuk uhuk

Leave a reply to Rhany Cancel reply