Cerita Jakarta · Ceritaku

Digital Happiness – Being Fun is a Serious Way to Work!

Sudah 2 bulan nih saya nggak ngeblog, ada rasa kangen sih sebenarnya buat nulis dengan gaya seenak saya di blog ini, hahahaaa! Nggak terasa juga nih sudah 3 bulan lebih saya berdomisili di Jakarta yang dulunya memang saya hindari banget tinggal Jakarta hanya sebagai tempat untuk mengais rejeki.

Tapi entah kenapa, apa yang saya yakini tersebut perlahan seolah sirna, mungkin salah satunya karena saya dipertemukan dengan tempat kerja dan rekan-rekan yang luar biasa tiada duanya. Saya kemudian menyebut team saya di Digital Marketing Division Bukalapak -meminjam ‘quotes’ dari Pak Ridwan Kamil-  DMD Bukalapak sebagai team yang 100% terbuat dari kebahagiaan, setiap hari kami bahagia! Saya pribadi sangat nyaman, patokan nyaman bagi saya adalah ketika saya bisa menjadi diri sendiri ketika berada di tengah-tengah mereka.

Ada sedikit cerita nih, hari Rabu, 25 November 2015 kemarin, kami melakukan raker di Highland Park Resort Mongolian Camp Bogor. Alhamdulillah yang ikut raker kemarin fullteam, nggak ada yang absen. Team berjumlah 15 orang, kalau ditambah 1 lagi mungkin sudah kayak Senbatsu nih, hahaaa.

AmCRV_xlafkIykM3Ke56h840o3Mkok10WikLOcauldpL
Sebelum berangkat ke lokasi, kumpul di kantor terlebih dahulu

Kalau kamu sudah pernah menonton video Badai the Series dalam channel YouTube saya, kamu pasti sudah tau betapa ‘gesrek’nya mereka (terutama yang ciwi-ciwi), berikut ini adalah salah satu dari video series yang saya bikin secara asal-asalan. Kejadian dalam video ini saya ambil saat makan malam di salah satu restoran Japanese Food yang berlokasi di Kemang Vilage.

Kembali lagi ke cerita soal raker. Kami berangkat hari Rabu jam 8 pagi, sampai di Bogor kira-kira 2 jam kemudian. Kami langsung melakukan raker hingga malam hari. Pada hari pertama full kerja seperti hari biasa, bedanya sih suasana ya yang nggak di kantor, tetapi di dalam meeting room yang didesain seperti Mongolian Camp gitu.

Hari kedua ini paling seru, jadwalnya adalah outbound. Sebelum melakukan outbond, sang (sebut saja) pemandu menyuruh untuk melakukan doa bersama, dia mencari orang di antara kami untuk memimpin doa, dia bilang harus orang tersebut harus berjenggot dan syarat kedua orang tersebut harus teraniaya karena doa orang teraniaya itu gampang dijabah, begitu candanya, sialnya orang-orang menunjuk saya sebagai yang mimpin doa. Nggak apa-apa sih, toh di kantor sebelumnya setiap pagi selalu ada doa bersama gitu, jadi lancar lah ya hahaaa!

Team dibagi dalam 2 kelompok secara acak. Setelah terbagi, kemudian kami dalam setiap kelompok disuruh melingkar saling membelakangi dengan tangan dan telunjuk menunjuk ke atas. “Dalam hitungan ketiga, semua harus menunjuk orang yang dipercaya untuk menjadi ketua kelompok” kata Pemandu.

Saat itu, saya punya firasat nggak enak, bisikan-bisikan “Hasan saja, tunjuk Hasan saja,” terdengar dari telinga, sial! Ya begitulah, saya nggak ngerti mungkin bagi mereka saya itu lucu dan serba bisa, maksudnya bisa dibully dan bisa didzalimi, hahaaa! Tapi saya senang sih bisa bikin mereka tertawa.

Bisa ditebak, selama berkompetisi, team saya kalah dong! Selisih poin sih cuman 1 doang, dan saat detik-detik terakhir pun hampir memecahkan air di dalam plastik, pecah tapi pas enjury time, jadi dianggap gugur. Nggak apa-apa kalah dah, lha wong hadiahnya berkuda 3 hari 3 malam tanpa henti kok.

Game puncak adalah membuka banner yang didesain sedemikian rupa, tetapi dengan aliran air supaya ikatan tali turun ke bawah dan terbakar oleh api. Dengan terbakarnya tali tersebut, otomatis banner akan terbuka. Kami yang awalnya dipecah jadi 2 team kini dilebur jadi satu. Kami ditantang apakah kami kompak apa nggak, berapa waktu yang di-challange untuk menyelesaikan permainan ini. Kami awalnya mentargetkan 13 menit, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dalam waktu 3 menit saja. Stronggg!!!

Ar-1xkVRY_ni16yevoMiOaj5AIMotBcRu7PUwRnh30eX (1)

Aq74B1F6zbregjzsVqYAhy6tD6HhO2a3q2GNAgXaAEla

Masih hari kedua, siang harinya kami melakukan Flying Fox. Ini adalah pengalaman pertama saya. Flying Fox dilakukan dari ketinggian 8 meter dan terjun sepanjang 90 meter. Saya sih nggak takut ya, cuma tegang saja kaki agak gemeter ketika sampai di atas. Ketika saya belum siap, eh tiba-tiba pemandu mendorong dari belakang, saya pun terjun melaju hingga sampai ke lembah kembali. Seru sih, cuman kurang nih! Kurang tinggi, kurang panjang dan saya nggak bisa ngerekam detik-detik saya terjun, pengennya gitu.

12230886_1018936901503303_258290078_n

Agak sorean, satu persatu kami melakukan High Ropes. Saya termasuk orang yang takut ketinggian, kalau sudah berada di tempat yang tinggi dan melihat ke bawah, pasti kaki gemeter, dengkul linu dan bawaannya lemes. Tapi saat itu saya pengen cuman cepet selesai, jadi diberani-beranikan saja dan melakukan semuanya biar cepet selesai.

Malam hari kedua mendapat materi motivasi tentang manajemen diri. Satu per satu bercerita tentang mimpi 5 tahun ke depan. Rata-rata pengen jadi pengusaha, punya passive income dan financial freedom, termasuk saya sendiri.

Hari ketiga adalah Hari Paint Ball. Kami dibagi menjadi 2 team, orange dan hitam. Saya sendiri kebetulan menjadi Black Team. Memakai kacamata dan Paintball Goggles cukup mengganggu. Sepanjang permainan saya berhasil menembak 1 lawan saja, lumayan sih. Sialnya pergelangan tangan kanan saya tertembak, bukan sakit lagi, tapi sakit banget! Bekasnya ada lecet-lecet dan bintik-bintik merah. Katanya sih semingguan hilangnya.

AgfX3MP5-BtYKPLo-1qWBXP1qnI3yLDNXzu7WtixrrJU
Seterrooonggg!!!

Yeah! Itulah cerita saya untuk diposting kali ini, semoga terhibur kamu!

Balas Komentar Ini